Indonesia Perlu Belajar Olahraga Kazakhstan


VIVAnews - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Rita Subowo mengakui, terpuruknya peringkat Indonesia di ajang Asian Games XVI Guangzhou, China, membuat Indonesia harus lebih giat lagi membangun olahraga nasional.

Bagi Rita, Indonesia tidak boleh puas dengan perolehan 4 medali emas, 9 perak dan 13 perunggu saja. Bila perlu, harus belajar dari Kazakhstan, yang menduduki peringat 5 dengan perolehan 18 emas, 23 perak dan 38 perunggu.

"Padahal, negara itu (Kazakhstan) jumlah penduduknya hanya 16 juta jiwa. Tapi, Kazakhstan dalam sehari saja mampu meraih delapan medali emas," kata Rita dalam keterangan pers yang diterima VIVAnews.com, Sabtu 27 November 2010.

Rita pun berkomunikasi dengan Komite Olahraga Kazakhstan. Hasilnya, negara pecahan Uni Soviet ini melakukan pembinaan atlet sejak usia sekolah. Dan cara ini meniru Uni Soviet tempo dulu sebelum terpecah-belah.

Menurut Rita, Indonesia juga harus mengembangkan sport science di daerah yang berpotensi. Dan ajang Asian Games ini akan dijadikan bahan pertimbangan dan juga evaluasi bagi semua cabang olahraga.

"Diharapkan nantinya Indonesia tidak hanya ikut berkompetisi. Namun ikut menjadi tuan rumah, yang terakhir kali kita menggelar Asian Games pada tahun 1962," kata dia.

Sementara, cabang oolahraga Dragon Boat atau Perahu Naga yang berhasil menyumbangkan tiga emas untuk kontingen Indonesia, rencananya akan didaftarkan sebagai cabang yang masuk ke Olimpiade. Namun, tentunya dengan mengurangi jumlah atlet yang selama ini 20 orang, menjadi lima orang.
• VIVAnews
Email: rizky.prawinto@gmail.com
Facebook Page: Rizky Prawinto Page
Facebook Profile: Rizky Prawinto
Instagram: @rizkyprawinto
Linkedin: Rizky Prawinto
Pinterest: rizkyprawinto