Mahasiswa Bule pun Berjibaku Peduli Merapi


YOGYAKARTA - Bentuk kepedulian terhadap para korban dan pengungsi Merapi juga ditunjukkan oleh ratusan mahasiswa asing yang kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM). Mereka menggalang dana bantuan dengan ikut serta memeriahkan Gamafest International Food Bazaar yang dilaksanakan akhir minggu lalu, di pelataran Pusat Studi kependudukan dan kebijakan.

Tidak tanggung-tanggung, festival masakan dan makanan internasional ini diikuti mahasiswa asing dari 24 negara, di antaranya Korea selatan, Yaman, Papua Nugini, Belanda, Jerman, Australia, Jepang, India, Laos, Vietnam, Thailand, dan Afrika.

Uniknya, setiap pengunjung yang datang bisa mencicipi dan menikmati langsung makanan khas dari berbagai negara dengan harga murah mulai berkisar antara Rp2.000 hingga Rp5.000. Hasil penjualan akan disalurkan sebagai bantuan bagi pengungsi bencana Merapi.

Masing-masing stan menyediakan kotak dana yang bertuliskan ‘Bantuan untuk Merapi’. Bahkan di pintu masuk pameran, panitia juga menyediakan dua celengan besar yang bertuliskan ‘Donate Your Coins Here’.

“Kita ingin mengetuk hati para pengunjung untuk memeberikan kepedulian kepada saudara kita di Merapi,” kata Wiwit, salah satu panitia pelaksana.

Quang, salah satu mahasiswa asing asal Vietnam yang kuliah di jurusan Geologi Fakultas Teknik UGM, memperkenalkan dua masakan khas negaranya, yakni Che Trou Uoc dan Cha Gio. Bersama dengan salah seorang teman satu negaranya, Sulaiman, mereka berdua tidak segan-segan mempromosikan makanan khas buatan mereka kepada setiap pengunjung yang menghampiri stand mereka. “Mari, Silahkan dicoba, cukup Rp 3000 saja. Uangnya untuk dana merapi,” katanya berpromosi.

Pio, mahasiswi asal Laos, memperkenalkan salah satu menu makan pagi masyarakat Laos yang terdiri nasi, sayuran, sambal dan irisan daging yang digulung kecil-kecil. “Kami juga memperkenalkan puding khas laos yang beroma pandan,” kata Pio.

Pio mengaku, sangat senang bisa memperkenalkan masakan khas negaranya, apalagi dia berkesempatan bisa saling berkenalan dengan mahasiswa asing lainnya di UGM. “Saya baru dua bulan di sini, saya ambil (jurusan) Bahasa Indonesia di UGM. Maaf, bahasa Indonesia saya belum lancar,” katanya sedikit malu.

Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UGM Dr. Rachmat Sriwijaya menerangkan, kegiatan semacam ini rutin digelar tiap tahun untuk memperkenalkan masakan masing-masing negara asal para mahasiswa asing tersebut. “Mereka bisa memperkenalkan budaya melalui makanan yang bisa dinikmati masyarakat Yogya dan antarmahasiswa asing sendiri,” katanya.

Rachmat menuturkan, semua mahasiswa asing yang kuliah di UGM dilibatkan dalam kegiatan ini. KUI selaku pelaksana, selain menyediakan tempat, juga memberikan dana inisiasi bagi mahasiswa asing untuk membuat masakan yang akan mereka tampilkan. “Semua mahasiswa asing dilibatkan di sini. Kita ingin mereka yang kuliah di UGM merasa seperti tinggal di rumah sendiri,” ujarnya.(rhs)
Email: rizky.prawinto@gmail.com
Facebook Page: Rizky Prawinto Page
Facebook Profile: Rizky Prawinto
Instagram: @rizkyprawinto
Linkedin: Rizky Prawinto
Pinterest: rizkyprawinto