JAKARTA - Sejumlah operator medioker mulai memicu terjadinya perang tarif layanan Blackberry Internet Service di Indonesia. Lihat saja tarif Blackberry sejumlah operator yang berkisar antara Rp69.000 hingga Rp120.000
Telkomsel, XL membebankan tarif layanan Blackberry seharga Rp99.000, Indosat sekira Rp120.000 dan Axis dengan tarif Rp79.000. Untuk tarif layanan Blackberry, operator Tri masih terbilang cukup murah, hanya sekira Rp69.000 untuk berlangganan per bulan.
Menurut praktisi telekomunikasi dan anggota ID-BlackBerry Faizal Adiputra, operator telekomunikasi di Indonesia sudah saatnya menghentikan penurunan tarif. Operator sebaiknya memfokuskan pada kualitas layanan dan juga pengembangan aplikasi-aplikasi untuk Blackberry khususnya aplikasi lokal.
"Saya pikir takkan akan turun lagi dan tarif ideal untuk layanan Blackberry sekira Rp90 ribu hingga Rp100.000," kata Faizal saat dihubungi okezone, Rabu (13/10/2010).
Dijelaskan Faizal, ke depan nantinya RIM akan membuat model bisnis baru, yakni revenue sharing. Sebelumnya operator harus menyetor sejumlah biaya untuk mendapatkan lisensi akses ke Blackberry, dan ini dibayarkan tiap bulan.
"Komponen ini cukup tinggi, hampir sekira 60 persen, selain komponen ini yang mempengaruhi tarif adalah backbone internasional, nantinya operator bisa memainkan model bisnis baru sehingga harga bisa terpengaruh," kata Faizal.
"Tapi sebaiknya operator mulai berhenti untuk menurunkan tarif," kata Faizal.
Faizal menilai, tarif sekira Rp69.000 yang dikeluarkan operator telekomunikasi 3 (Tri) sebenarnya sangat berat. Karena margin yang didapat tentunya akan semakin sedikit.
"Jelas berat bagi operator, dan tentunya masing-masing operator memiliki margin sendiri dan saya pikir takkan mungkin untuk menerapkan tarif di bawah Rp50 ribu," tandas Faizal.
Sekarang, lanjut Faizal, yang terpenting adalah mengedukasi pelanggan bahwa tak hanya harga saja yang harus dipentingkan tapi juga kualitas layanan dan juga Value Added Service yang diberikan oleh operator telekomunikasi. (srn)