Microsoft yang Berubah




Mungkin teman-teman mengikuti dunia teknologi sejak dulu sudah memperhatikan pendekatan Microsoft dalam memasarkan produknya. Di era Bill Gates saat memimpin Microsoft adalah era dimana Microsoft menguasai bisnis korporasi dengan operating system Windows dan software Microsoft Office. Hampir tidak terdengar Microsoft mengeluarkan produk hardware untuk segmen konsumer. Saat itu produk-produk microsoft sangat bernuansa korporat dengan mengeluarkan juga produk operating system Windows Mobile untuk produk PDA dan smartphone mereka. Produk konsumer yang diluncurkan Bill Gates yang cukup penting dalam bisnis mereka ke depannya adalah konsol game Xbox. 

Lalu CEO kedua mereka Steve Ballmer yang menggantikan Bill Gates dalam memimpin Microsoft memiliki pendekatan pemasaran yang berbeda. Disini Microsoft mulai bereksperimen dengan membuat produk hardware sendiri mengingat pesaing mereka Apple sangat sukses membuat hardware dan software mereka sendiri. Di era ini Microsoft meluncurkan pemutar musik mereka bernama Zune untuk menyaingi iPod namun gagal di pasar, lalu mereka meluncurkan mesin pencari bing untuk melawan Google namun pangsa pasarnya sampai saat ini masih kecil, mereka juga membuat operating system baru untuk smartphone bernama Windows Phone dan membeli divisi ponsel Nokia untuk melawan dominasi Android dan iOS namun gagal sampai operating System Windows & Windows 8 yang gagal di pasar. Produk yang cukup menarik perhatian di era Steve Ballmer adalah laptop hybrid buatan mereka yaitu Microsoft Surface yang sampai saat ini menjadi produk penting untuk divisi hardware Microsoft. Di era Steve Ballmer ini Microsoft terlihat ingin membuat semuanya sendiri dan melawan kompetitior tanpa persiapan yang matang, di era itu Microsoft ingin menjadi seperti Apple yang mengontrol semuanya sendiri namun hal itu sulit dilakukan karena Microsoft sendiri memiliki partner seperti Dell, HP, Lenovo, Asus dan lain sebagainya yang membuat produk berbasis Windows. Mungkin di era Steve Ballmer ini Microsoft berada di titik terendah dalam sejarah mereka.

Setelah semua kekacauan yang ada di Microsoft terjadi dan adanya pergantian CEO ke Satya Nadella maka perubahan budaya di Microsoft berubah secara signifikan. Saya sendiri mengagumi Satya Nadella dalam memimpin Microsoft sampai saat ini dengan pendekatan yang dia lakukan. Berbeda dengan Steve Ballmer yang mengedepankan ego yang besar, disini Satya Nadella tidak sungkan untuk melalukan pendekatan kolaborasi dan inovasi. Mulai dari hadirnya Office 365 yang sukses untuk menjadi pesaing  tangguh Google Suite ditambah kelebihan Microsoft di segmen korporasi membuat Office 365 mudah diadopsi oleh konsumen, lalu membuat layanan cloud Microsoft Azure untuk menantang Amazon Web Service yang cukup digemari juga oleh pelanggan korporat, selain itu Satya Nadella juga lebih melakukan pendekatan kolaborasi untuk segmen smartphone yang sulit ditembus dengan membuat aplikasi-aplikasi mereka berjalan optimal di perangkat iOS, iPadOS dan Android. Nah khusus perangkat Samsung berbasis Android aplikasi-aplikasi Microsoft dapat berjalan dengan lebih optimal dikarenakan adanya hubungan saling menguntungkan antara Samsung dengan Microsoft. Selain itu mereka juga berinovasi dengan produk smartphone mereka yaitu Surface Duo yang berbasis Android namun kental dengan nuansa Microsoft. Produk Surface Duo ini menurut saya sangat inovatif walau mungkin belum akan sukses besar di pasar. Inovasi juga dilakukam Microsoft di lini audio mereka yaitu Surface Earbuds dan Surface Headphones yang mereka tanamkan beberapa inovasi menarik. Di Era Satya Nadella ini Microsoft berani berinovasi namun dengan persiapan yang cukup matang.

Kemampuan Satya Nadella dalam mengubah Microsoft yang terpuruk menjadi perusahaan yang inovatif dan kolaboratif ini membuat Microsoft kembali disegani oleh para pesaing. Disini Satya Nadella mampu membaca arah pasar yang akan bergantung ke Cloud dan kolaborasi dengan para pesaing untuk membuat produk yang lebih baik membuat Microsoft tidak bernasib sama dengan raksasa teknologi sebelumnya seperti Blackberry, Yahoo, Nokia, IBM dan lain sebagainya yang tidak mampu membaca trend dan tidak kolaboratif.

Email: rizky.prawinto@gmail.com
Facebook Page: Rizky Prawinto Page
Facebook Profile: Rizky Prawinto
Instagram: @rizkyprawinto
Linkedin: Rizky Prawinto
Pinterest: rizkyprawinto