SEOUL - Korea Selatan (Korsel) ngotot bisa menggelar Formula One (F1) kali pertama pada 24 Oktober 2010. Mirisnya pembangunan sirkuit masih berjalan hingga kini. Departemen Teknis F1 kemungkinan besar akan membatalkan Korsel sebagai tuan rumah serie ke-17.
Penanggungjawab pembangunan Sirkuit Internasional Korea, Jason Cho, memastikan pembangunan sirkuit akan rampung sesuai jadwal yang ditetapkan. Sebaliknya, banyak kalangan meragukan pembangunan berjalan sesuai rencana.
"Apakah saya stres. Coba lihat wajah saya," kata Cho, yang juga menyandang manajer sirkuit seperti dilansir reuters, Rabu (15/9/2010).
Sementara itu, Korea Auto Valley Operation (KAVO) mengakui sirkuit belum siap hingga kini. KAVO bertekad membungkam para pihak yang meragukan pembangunan sirkuit tersebut.
Pada 21 September 2010, Charlie Whiting, kepala departemen teknis F1, tiba di Yeongam, 400 kilometer dari Seoul. Whiting akan memeriksa, melacak dan memutuskan apakah serie balapan bisa digulirkan. Bila dia mengacungkan ibu jari ke bawah, perjanjian sebagai tuan rumah harus diulang tahun depan. Korsel pun gagal menjadi penyelanggara musim ini.
Pembangunan sirkuit dan infrastruktur dimulai pada November 2007 dan pada awalnya telah dijadwalkan selesai pada bulan Juli 2010. Namun pada pertengahan September ini, mobil dan truk besar masih lalu lalang di lintasan.
Cho membeberkan, tim bekerja selama 15 jam sehari dan tujuh hari sepekan untuk merampungkan pembangunan sesuai jadwal. Fokus pekerjaan yang tersisa adalah menempatkan lapisan ketiga dari lintasan tersebut dan berbagai sentuhan akhir.
"Kami akan menyelesaikan semua rangkaian dalam sepuluh hari. Pada 20 September Whiting akan datang dan 21 September melakukan inspeksi. Semuanya akan siap dan harus. Bila kami tidak bisa menyelesaikan maka kami gagal menggelar acara," ungkapnya.
"Curah hujan lebih tiggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebalumnya. Area untuk lintasan menjadi basah dan kami harus mengeringkan terlebih dahulu. 70 persen dari pekerjaan itu mengeraskan tanah. Kalau hanya tanah biasa, kami bisa melakukannya dalam satu tahun," paparnya.
"Kami semua profesional, tetapi kami tidak memiliki pengalaman membangun lintasan standar F1. Jika sudah ada manual panduan, itu akan membuat pekerjaan kami lebih mudah dan kami akan selesai lebih cepat," ketusnya.(fmh)