Suara Rakyat Dihargai Rp 50.000


KUPANG, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT menyesalkan adanya praktik politik uang yang dilakukan oknum PNS dalam Pilkada TTU yang akan digelar Senin.

"Tindakan tersebut telah menodai proses politik yang sesungguhnya menjadi ajang pembelajaran demokrasi bagi masyarakat di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste itu," kata Sekretaris DPC PDI Perjuangan TTU Frengky Saunoah melalui telepon genggam, Minggu (10/10/2010).

Ia menyayangkan praktik money politic tersebut, karena dilakukan para pendukung calon incumbent, Gabriel Manek dan pasangannya Simon Pake.

"Seharusnya mereka memberikan pelajaran politik dan demokrasi yang santun kepada masyarakat. Apa yang bisa kita harapkan dari pemimpin yang ingin meraih kekuasaan dengan cara-cara seperti ini," katanya.

"Kami sangat menyesalkan sikap calon incumbent yang menodai pelaksanaan Pilkada TTU dengan membagi-bagi uang kepada rakyat. Ini bukan lagi rumor politik, tetapi fakta," kata Saunoah menegaskan.

Lebih mengecewakan lagi, tindakan membagi-bagi uang kepada para pemilih itu justeru dilakukan oleh pejabat-pejabat dalam lingkungan Setda Kabupaten TTU.

"Mereka terjun langsung ke desa-desa pada malam hari untuk membeli suara rakyat dengan harga Rp 50.000. Kami mengetahui itu dari warga yang menerima uang tersebut," katanya.

Saunoah mengaku pada Sabtu (9/10) malam sempat memimpin sebuah tim ke desa-desa dan menemukan sejumlah pejabat sedang membagi-bagi uang kepada masyarakat.

Dalam operasi itu, tim menemukan kepingan CD dalam bungkusan dengan uang Rp 50 ribu. "Mereka melarikan diri tetapi kami sudah tahu dan sudah melaporkan ke Panwaslu," katanya.
Email: rizky.prawinto@gmail.com
Facebook Page: Rizky Prawinto Page
Facebook Profile: Rizky Prawinto
Instagram: @rizkyprawinto
Linkedin: Rizky Prawinto
Pinterest: rizkyprawinto