Era Baru Duel Brasil Versus Argentina


DOHA, KOMPAS.com - Mimpi mempertemukan kesebelasan Brasil dan Argentina di final Piala Dunia 2010 tidak pernah menjadi nyata. Kini kedua tim akan saling bertemu dalam era baru bersama pelatih-pelatih anyar mereka.

Di Piala Dunia lalu, Brasil dan Argentina menjadi favorit juara berkat penampilan gemilang mereka di penyisihan grup. Namun apa daya, keduanya sama-sama keok di perempat final. Argentina ditelan Jerman dengan skor 1-4. Adapun Brasil disiksa Belanda dengan skor 1-2. Seusai turnamen tersebut, Pelatih Argentina Diego Maradona dipecat. Demikian pula dengan Pelatih Brasil, Carlos Dunga.

Kedua tim sudah pernah bertemu sebanyak 89 kali. Dua-duanya sama-sama berbagi kemenangan sebanyak 33 kali. Argentina sedikit lebih unggul dalam perolehan gol, yakni 143 gol, sementara Brasil mengemas 137 gol.

kini menapak fase baru bersama pelatih baru mereka masing-masing. Tim "Samba" Brasil memperlihatkan keperkasaan mereka di bawah asuhan pelatih Mano Menezes. Sentuhan Menezes membawa kemenangan dalam tiga laga yang dilakoninya, yakni atas Amerika Serikat, Iran, dan Ukraina. "Selecao" mencetak delapan gol dalam tiga laga tersebut tanpa kebobolan sama sekali.

Argentina juga mengalami perubahan signifikan di tangan pelatih Sergio Batista. Meski masih menjadi pelatih sementara "Albiceleste", Batista mampu memberi kemenangan 1-0 atas Irlandia dan membabat juara dunia Spanyol dengan skor telak 4-1. Sayangnya, di laga ketiga, Batista dan timnya menyerah 0-1 di hadapan Jepang. Federasi Sepak Bola Argentina tetap puas atas hasil tersebut hingga Batista pun ditetapkan sebagai pelatih tetap bagi Lionel Messi dkk.

Pertemuan kedua tim di Doha, Qatar, Rabu (17/11/2010) malam nanti, merupakan peluang bagi kedua pelatih tersebut untuk menunjukkan eksistensi mereka dalam membangun era baru untuk timnya masing-masing. Itu bukan perkara mudah karena setiap pelatih membutuhkan waktu untuk membangun kekuatan tim.

"Spanyol meraih apa yang mereka dapatkan saat ini setelah waktu lama, dengan menjadi juara Piala Eropa 2008 (dan Piala Dunia setelahnya). Kami tidak punya waktu untuk membangun tim Brasil," kata Menezes.

Wajar jika semua tim di dunia melihat Spanyol sebab keindahan permainan yang mereka tunjukkan akhirnya menjadikan "La Furia Roja" menjadi kampiun dunia di Afrika Selatan. Menurut Batista, tim Spanyol merupakan "model untuk ditiru", meskipun ia tahu bahwa "Argentina pernah bermain seperti itu beberapa tahun lalu."

Meski cuma laga uji coba, Batista tak akan memandang remeh pertandingan tersebut. Sebab, duel ini akan menjadi pemanasan untuk Copa America 2011 di mana Argentina menjadi tuan rumah. Menezes juga tak mau main-main di laga tersebut karena mereka akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2012. Jadi, anggap saja laga nanti malam sebagai pemanasan untuk dua turnamen tersebut.

Sayangnya, Brasil tidak dapat menurunkan striker Alexandre Pato. Pemain AC Milan itu mengalami cedera pekan lalu. Namun, Menezes bisa menggantikannya dengan Ronaldinho, pemain yang disingkirkan oleh Dunga dan sudah 18 bulan absen di timnas. Brasil juga masih memiliki striker Neymar, yang begitu digandrungi klub-klub Eropa.

Di kubu sebaliknya, Batista akan menurunkan kombinasi pemain beragam usia. Kapten Inter Milan Javier Zanetti kembali masuk skuad "Putih-Biru", sementara muka-muka baru seperti Ever Banega dari Valencia, Lucas Biglia (Anderlecht), Jose Sosa (Napoli), dan Nicolas Gaitan (Benfica) punya kesempatan untuk unjuk gigi di hadapan para pemain senior.
Email: rizky.prawinto@gmail.com
Facebook Page: Rizky Prawinto Page
Facebook Profile: Rizky Prawinto
Instagram: @rizkyprawinto
Linkedin: Rizky Prawinto
Pinterest: rizkyprawinto