2010, Cloud Computing Mulai Mendapat Tempat


Meningkatnya penetrasi internet di seluruh dunia, berdampak sangat luas terutama dari kalangan korporat. Namun sayangnya, tingginya biaya IT memaksa perusahaan memutar otak bagaimana menyiasatinya. Beruntung, sebuah inovasi baru bernama cloud computing mampu menjawab tantangan tersebut.

Awalnya, cloud computing kurang akrab di telinga penggiat TI, karena memang solusi yang ditawarkan oleh komputasi awan ini tergolong masih baru. Baru pada tahun 2010 ini, sejumlah perusahaan di berbagai negara mulai kepincut menggunakan cloud computing.

Hasil survei Springboard Research mencatat, 83 persen perusahaan berskala besar di Asia Pasifik beranggapan komputasi Awan sebagai teknologi yang relevan bagi bisnis mereka. Persentase ini meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 18 bulan terakhir.

Kegiatan survei yang didukung Vmware ini telah menyurvei 6.593 responden pada September lalu. Hasilnya menunjukkan adopsi Awan di tujuh pasar Asia Pasifik meningkat pesat selama 18 bulan terakhir, khususnya di level perusahaan besar.

Sekarang, 59 persen dari firma regional telah menggunakan atau berencana memakai inisiatif Awan dibandingkan 45 persen pada enam bulan lalu dan 22 persen pada 2009. Organisasi di Jepang dan Australia memimpin adopsi Awan, masing-masing 36 persen dan 31 persen. Mereka telah menjalankan inisiatif yang berkaitan dengan Awan.

Sementara, India dan China adalah dua negara terdepan dalam hal rencana adopsi, masing-masing 43 persen dan 39 persen. Di Asia Tenggara, organisasi di Singapura memimpin dengan 23 persen, disusul Malaysia dan Thailand (masing- masing 21 persen).

Di Australia (80 persen), Malaysia (78 persen), dan India (75 persen) mengasosiasikan Awan sebagai application-on-demand. Di China, sebanyak 80 persen responden melihat Awan sebagai cara untuk menyediakan storage dan jaringan sesuai kebutuhan (on-demand).

Sementara itu menurut firma riset Gartner Inc memperkirakan, pendapatan global cloud services pada 2010 akan meningkat 16,6 persen menjadi USD68,3 miliar, dari USD58,6 miliar pada 2009.

Gartner meyakini, pendapatan global cloud services akan terus meningkat hingga beberapa tahun mendatang. Alhasil, Gartner menegaskan, pendapatan global cloud servicespada 2014 akan mencapai USD148,8 miliar.

Terpisah, firma riset International Data Corp (IDC) menemukan, cloud computing menghasilkan pendapatan USD7,3 miliar pada 2009 dan akan meningkat menjadi USD11,8 miliar pada 2014.

"Perusahaan-perusahaan di dunia harus secara serius mempertimbangkan solusi cloud computing untuk menyederhanakan pengelolaan infrastruktur teknologi informasi," ujar Analyst Enterprise Platforms and Datacenter Trends Research IDC Katherine Broderick.

"Teknologi informasi (TI) pada saat ini memiliki dua tren besar. Pertama adalah cloud computing, sedangkan kedua adalah China. Dua tren terbesar dalam industri TI ini ternyata bertabrakan. Penjebolan sistem Google di China membuktikan betapa lemah keamanan cloud computing," tambah President & Chief Executive Officer Canalys Ltd Steve Brazier. (srn)
Email: rizky.prawinto@gmail.com
Facebook Page: Rizky Prawinto Page
Facebook Profile: Rizky Prawinto
Instagram: @rizkyprawinto
Linkedin: Rizky Prawinto
Pinterest: rizkyprawinto