"Indonesia Siap Kembangkan PLTN!"


JAKARTA - Meski sejumlah pihak menolak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk dikembangkan di Indonesia, ternyata International Atomic Energy Agency (IAEA) menyebut Indonesia negara yang siap untuk membangun energi nuklirnya setelah Yordania dan Birma.

“Sebagai otoritas yang tertinggi menyangkut PLTN maka ini sudah menjadi satu rekomendasi yang tentu saja bisa dipertanggungjawabkan,”kata Staf Pengajar Lemhanas Wawan H Purwanto dalam diskusi di Jakarta belum lama ini.

Saat ini ada 441 unit PLTN yang ada di dunia yang sedang beroperasi dan juga ada 63 unit PLTN yang tengah dibangun kontruksinya dan belum termasuk yang dibangun Israel dan Taiwan. Data IAEA juga menyebut Amerika Serikat mempunyai 104 PLTN, Perancis mempunyai 58 unit PLTN, Jepang mempunyai 54 unit.

“Secara signifikan China akan menambah jumlah PLTN-nya 39 pada tahun 2020 dari saat ini yang hanya mempunyai 13 PLTN, Rusia juga akan menambah unit PLTN-nya menjadi 43 pada tahun 2020 yang saat ini berjumlah 32 unit PLTN dan India dari 19 PLTN akan menambah menjadi 23 PLTN, Korsel akan mempunyai 26 PLTN, Uni Emirat Arab tengah membangun 4 PLTN,” sebutnya.

Bahkan, lanjutnya Malaysia dan Singapura juga akan segera membangun PLTN dan pada tahun 2020 akan segera terealisasi. “Kabinetnya sudah ketuk palu,”ujarnya.

“Karena sudah mendapat rekomendasi IAEA sudah selayaknya kita segera melakukan itu semua meski ada sejumlah sumber energy lain yang dapat digunakan seperti panas bumi, angin, air, biomassa dan lainnya, tapi energinya kecil-kecil yang kita peroleh,”paparnya.

Perlunya pembangunan PLTN, jelas Wawan karena setiap tahunnya Indonesia memerlukan 3000 megawatt. Rencananya untuk pembangunan PLTN ini akan dilakukan di Pulau Bangka dengan kapasitas listrik yang dihasilkan sebesar 8000 hingga 10 ribu megawatt.

Menurutnya dipilihnya Pulau Bangka untuk pembangunan PLTN ini berdasarkan pendapat dari para pakr yang berasal dari Jepang, Perancis, Korea Selatan, Uni Eropa dan Rusia. “Saya juga ketemu tiga pakar nuklir Amerika mereka menyatakan Bangka sangat bagus dan mereka bilang tidak perlu takut dengan energy nuklir karena di negaranya pun baik-baik saja,”jelasnya.

“PLTN ini menelan biaya sekitar Rp56 triliun, memang biayanya besar tapi bisa menghidupi Sumatera, Jawa sampai Nusa Tenggara,”ungkapnya.

Selain itu, sambungnya untuk pembangunan PLTN di Pulau Bangka ini mendapat pengawasa dari IAEA. “Kita tidak bekerja sendiri tetapi setiap tahapan IAEA langsung turun dan tenaga di Bapeten juga banyak yang telah bersertifikasi internasional. Nanti kita juga akan diback-up oleh para ahli yang berjumlah 40 orang dan siapkan putra-putra Bangka Belitung yang akan kita sekolahkan di pendidikan nuklir hingga tingkat doktor,”paparnya.

Disisi lain, Wawan menilai adanya penolakan masyarakat terhadap pembangunan PLTN ini merupakan suatu hal yang wajar karena tidak menginginkan peristiwa Chernobyl di Uni Sovyet terjadi. “Kita harus lebih rasional bahwa kebutuhan itu lebih mendesak,”harapnya.(Iman Rosidi/Trijaya/wdi)
Email: rizky.prawinto@gmail.com
Facebook Page: Rizky Prawinto Page
Facebook Profile: Rizky Prawinto
Instagram: @rizkyprawinto
Linkedin: Rizky Prawinto
Pinterest: rizkyprawinto