JAKARTA - Microsoft siap jawab keraguan akan performa keamanan di layanan cloud-computing dari mereka.
John Galligan, Director Internet Policy untuk Microsoft Asia Pasifik, di acara 'Microsoft Cloud Summit 2011', Jakarta (20/1/2011), mengatakan bahwa keamanan di cloud adalah dengan mengaplikasikan beberapa tingkat perlindungan yang meliputi manajemen kebijakan, peraturan, evaluasi berkala seputar praktik, serta kapabilitas secara internal dan eksternal.
Performa cloud-computing seringkali dikaitkan dengan ketersediaan atau kecukupan bandwith dan umumnya dikhawatirkan oleh negara-negara berkembang yang merasa infrastrukturnya tidak memadai.
Galligan menjelaskan bahwa jika masalahnya seperti itu maka Microsoft bisa memberikan kompensasi langsung bagi pengguna. Konsumen Microsoft Cloud tentunya dilindungi oleh Cloud Service Level Agreements.
"Tapi sebenarnya titik terlemah dari cloud-computing adalah dari manusia/penggunanya itu sendiri. Contohnya kasus WikiLeaks, itu karena ada orang dari pihak pemerintah yang memang sengaja membocorkannya," terang Galligan.
Banyak yang mengatakan bahwa Cloud dianggap bisa menimbulkan kompleksitas bagi para penentu kebijakan karena menyinggung berbagai persoalan rumit seperti isu teknologi, sosial dan politik. Permasalahannya bisa sangat bervariasi, seperti akses broadband, keamanan dan kejahatan-cyber, privasi dan pengelolaan data.
"Inilah kesempatan bagi Cloud untuk menyatukan pemerintah negara dan para vendor untuk mendiskusikan masalah ini," ujar Galligan.
"Kehadiran cloud-computing membuka kesempatan yang luar biasa untuk membantu transformasi bisnis, pemerintah dan warga negara," tambah Galligan.
Galligan juga menjelaskan kalau sangatlah penting bagi para pembuat kebijakan di setiap negara untuk memastikan bahwa kebijakan domestik mereka bernuansa netral bagi adopsi teknologi, bukan hanya untuk memmnuhi kebutuhan ekonomi, namun juga memberikan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan lokal untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya dari cloud-computing.
(srn)