Industri Rokok Nasional Diintervensi Asing


JAKARTA – Kalangan pelaku industri hasil tembakau (IHT) nasional menilai adanya intervensi dari pihak asing di balik kampanye anti rokok kretek buatan Indonesia. Pihak asing itu disponsori oleh Walikota New York Michael Bloomberg dan pemilik Microsoft Bill Gates.

"Gerakan yang mengharamkan rokok itu semakin besar. Ada tokoh Walikota New York Michael Bloomberg dan Bill Gates yang telah mengeluarkan dana yang besar untuk kampanye anti rokok. Terbesar USD6 juta masuk ke India, USD4,2 juta ke Indonesia, China USD3 juta," kata pemerhati industri nasional yang juga mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut Fahmi, intervensi pihak asing tersebut terbukti dengan adanya aliran dana kepada sejumlah instansi pemerintah dan LSM di Indonesia. Website www.tobaccocontrolgrants.org mencatat, Bloomberg Initative telah mengeluarkan dana CSR sebesar USD4.195.442 untuk melakukan kampanye anti rokok di Indonesia.

LSM Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, lanjutnya, mendapatkan aliran dana terbesar yang sekitar USD542.600 untuk advokasi program Kawasan Tanpa Rokok di sejumlah provinsi di Indonesia. Sedangkan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan menerima dana sebesar USD529.819 yang diterima sejak September 2009 untuk program 100 persen Kawasan Tanpa Rokok di tujuh Provinsi di Indonesia.

Fahmi menjelaskan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) ternyata juga menerima aliran dana dari Bloomberg Initative sebesar USD454.480. Dana tersebut telah diterima oleh YLKI sejak periode Mei 2008 untuk advokasi Kawasan Tanpa Rokok di Pulau Jawa, khususnya di Surabaya, Semarang dan Jakarta.

Selain itu, kata Fahmi, Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta juga telah menerima dana sebesar USD360.952 untuk mendukung program Jakarta 100 persen Bebas Rokok. Sementara Dinas Kesehatan Kota Bogor menerima USD280.755 untuk program Bogor City 100 persen Bebas Rokok.

"Kalau ini dibiarkan, maka industri rokok kretek yang merupakan satu-satunya produk asli Indonesia, maka bisa meninggal dunia karena dikeroyok dari luar maupun dalam negeri secara intensif,"pungkas Fahmi.

Hal senada juga dikemukakan budayawan Mohamad Sobary.

"Saat ini banyak pejabat-pejabat kita yang menjadi tidak merdeka karena Perda-Perda tersebut dibuat karena adanya intervensi dari pihak asing,"ucap Sobary.

Sementara itu, Dewan Pembina Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Muhaimin Mufti menjelaskan, industri rokok dunia tengah menunggu pengesahan dari revisi Kerangka Kerja Konvensi Pengendalian Tembakau (Framework Convention on Tobacco Control/FCTC) pada November 2010 di Uruguay.

"Artikel 9 dan 10 FCTC akan disahkan di Uruguay pada bulan November, kalau itu disahkan, maka industri rokok dunia akan mengalami penderitaan, karena rencananya akan ada ketentuan produk rokok dilarang dicampur dengan bahan lain di luar tembakau, artinya rokok kretek maupun rokok putih menthol pun akan terkena dampaknya,” kata Muhaimin.(adn)(Sandra Karina/Koran SI/rhs)
Email: rizky.prawinto@gmail.com
Facebook Page: Rizky Prawinto Page
Facebook Profile: Rizky Prawinto
Instagram: @rizkyprawinto
Linkedin: Rizky Prawinto
Pinterest: rizkyprawinto