Diam-diam Steve Jobs Kagumi Eksistensi HP

Jakarta - Steve Jobs kerap terlihat arogan dan meremehkan perusahaan lain terutama para kompetitornya. Namun di balik sikapnya itu, mantan CEO Apple ini ternyata mengagumi perusahaan teknologi terkemuka, Hewlett-Packard (HP). Jobs juga menyebut Intel dan Walt Disney sebagai perusahaan lainnya yang dia anggap hebat.

Sebelum meninggal, kepada Walter Isaacson, penulis buku biografi tentang dirinya, Jobs pernah mengungkapkan keinginan membangun sebuah perusahaan sukses yang di dalamnya terdapat orang-orang berdedikasi tinggi dan memiliki motivasi kuat menghasilkan berbagai produk hebat, bukan hanya memikirkan strategi penjualan semata.

Menurutnya, kebanyakan perusahaan lebih fokus pada cara memenangkan pertarungan bisnis ketimbang membuat produk bagus. Dalam penilaian Jobs, sebenarnya itulah yang harus dilakukan untuk memberikan mahakarya sekaligus menambahkan apa yang telah diwariskan orang-orang yang telah lebih dahulu sukses. Jobs mengungkapkan kekagumannya pada duo pendiri HP, Bill Hewlett dan Dave Packard, tentang bagaimana mereka membangun perusahaan yang mampu bertahan lama hingga sekarang.

"Anda berhasil membangun sebuah perusahaan yang akan bertahan selama satu atau dua generasi dari sekarang. Itulah yang berhasil dilakukan oleh HP, Intel dan Walt Disney. Mereka mampu bertahan dalam rentang waktu yang cukup panjang. Saya ingin Apple juga seperti itu," urai Jobs seperti dikutip dari biografinya, Senin (14/11/2011).

Jobs kerap melontarkan komentar pedas pada kompetitornya. Hal itu semata-mata ditujukan karena dia hanya ingin berkata jujur dengan apa yang tengah terjadi saat itu. "Saya tidak pernah bermaksud kasar terhadap siapa pun. Namun, jika memang yang mereka hasilkan adalah produk yang buruk maka saya tidak segan-segan untuk mengatakannya langsung di depan mereka. Saya tahu apa yang saya katakan dan biasanya saya berada di pihak yang benar," tegasnya.

Jobs memang memiliki kenangan istimewa dengan HP. Ketika usianya tiga belas tahun, Jobs remaja yang pemberani dan penuh rasa ingin tahu mencari nama Hewlett di buku telepon lalu menghubunginya untuk mendapatkan komponen yang dia butuhkan untuk merakit sebuah kumpulan frekuensi. Usahanya tersebut berakhir dengan datangnya tawaran bekerja di bagian peralatan HP selama musim panas.

Pada hari terakhir Jobs bekerja di Apple, ia sempat mengungkapkan kekecewaannya melihat HP sekarang dan mengkhawatirkan masa depan Apple. Hari itu, tepat pada hari pengunduran dirinya sebagai CEO, tim di Apple membicarakan kesuksesan iPad. Sebagian anggota tim membanggakan keunggulan mereka atas terseok-seoknya HP di ranah tablet karena kalah bersaing dengan iPad. Mendengar nasib perusahaan yang dikaguminya ini, Jobs justru muram dan menyatakan hal itu sebenarnya menyedihkan.

"Hewlett dan Packard telah berhasil membangun sebuah perusahaan yang bagus, dan mereka pikir telah menyerahkannya kepada orang-orang yang kompeten. Namun kini segalanya hancur berantakan. Saya berharap meninggalkan warisan yang lebih kuat sehingga hal-hal tersebut tidak akan terjadi pada Apple," tekadnya.
Email: rizky.prawinto@gmail.com
Facebook Page: Rizky Prawinto Page
Facebook Profile: Rizky Prawinto
Instagram: @rizkyprawinto
Linkedin: Rizky Prawinto
Pinterest: rizkyprawinto