Alat Ini Bisa Membuat Subway 15 Meter Sehari


VIVAnews - Proses pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) akan menggunakan teknologi canggih. Salah satu teknologinya adalah Tunnel Boring Machine (TBM).

Alat ini untuk membuat jalur MRT di bawah tanah atau subway.

Jakarta tak perlu meragukan lagi atas penggunaan alat ini. "Sebab Teknologi ini sudah diterapkan di berbagai negara seperti Singapura, Taiwan, Jepang dan Eropa," kata Direktur Fungsi Korporasi PT MRT Jakarta Eddi Santosa kepada VIVAnews.com.


Mesin ini semacam robot yang akan melakukan pengeboran sekaligus menyemen dan membeton.

Nantinya untuk membuat terowongan akan dibuka atau digali satu jalan. Kemudian, TBM dimasukkan ke dalamnya. "Tentunya ini akan lebih efisien," tukasnya.

Kecepatan TBM untuk pengeboran di tanah aluvial seperti Jakarta bisa mencapai 12 hingga 15 meter per hari. Alat ini didatangkan dari Jepang.

Sementara, menurut Presiden Direktur PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo, untuk pembuatannya akan dipakai dua lubang. Nantinya, dua lubang dari lokasi berbeda akan bertemu saat mesin TBM menyelesaikan pengeboran. "Untuk jarak dari permukaan tanah ke lubang pertama minimal 6.6 meter," katanya.

Rencana pembangunan MRT akan dimulai dari koridor satu. Tahap pertama akan dibangun dari Lebak Bulus ke Bundaran HI yang panjangnya mencapai 15,5 kilometer.

Di sepanjang lintasan itu akan dibangun 13 stasiun perhentian. Tujuh stasiun antara Lebak Bulus dan Blok M berada di permukaan tanah. Enam sisanya, dari Al Azhar hingga Bundaran Hotel Indonesia, berada di bawah tanah.

Kalau sudah jadi, lintasan itu dapat ditempuh hanya dalam waktu 30 menit.

Untuk koridor kedua akan dibangun dari dari Balaraja hingga Cikarang.

Modanya menggunakan kereta api listrik, dengan enam gerbong yang mampu membawa 1.200 penumpang sekaligus. Sehari MRT bisa mengangkut 340 ribu penumpang.
Email: rizky.prawinto@gmail.com
Facebook Page: Rizky Prawinto Page
Facebook Profile: Rizky Prawinto
Instagram: @rizkyprawinto
Linkedin: Rizky Prawinto
Pinterest: rizkyprawinto