INILAH.COM, Jakarta - BEM Nusantara menduga ada oknum atas nama gerakan mahasiswa yang melakukan deal pertemuan antara mahasiswa dengan Presiden SBY pada tanggal 22 Oktober kemarin.
"Deal deal mereka lakukan di Istana dan sudah jelas mereka tidak merepresentasikan BEM Nusantara karena hanya hadir dua ketua BEM sedangkan yang tiga lainnya bukan ketua BEM dan juga demisioner atau tidak menjabat lagi," beber Koordinator Nasional Fernando di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Sabtu (23/10/2010).
Ia menyayangkan pemerintah tidak tanggap melihat kejanggalan ini dan BEM menganggap bahwa pemerintah telah melakukan Grand Design untuk mengadu domba mahasiswa dalam ranah konflik horizontal yang berarti memecah belah gerakan mahasiswa.
"Hal ini jelas sudah sangat bertentangan dengan kami yaitu BEM Nusantara Koordinator Nasional yang masih mempunyai perasaan sebagai agent of change dan konsisten dalam menjalankan fungsi social kontrol," kata Fernando. [mah]